fanfiction · PG 16 · Romance · Sad · Uncategorized

My Life part 10 – END (bag. 1)

Author: Shafira Yesung’Elf

Kategori: Chapter

Genre: Romance, Sad

Cast:  Park Jiyeon

Choi Minho

Park Sang Hyun/ Thunder

 

-Jiyeon pov

“ Tidak ada yang perlu aku katakan lagi padanya. Semuanya sudah berakhir.”aku tersenyum kepada Thunder sebelum akhirnya aku meninggalkan mereka bertiga. Aku berjalan dengan langkah yang begitu berat. Rasanya semua masalah berada di pundakku. Aku benar-benar lelah dengan semua ini. Mengapa semua orang meninggalkanku seperti ini?

“ Jiyeon !”Minho saem memanggilku dan berusaha untuk mengejarku. Aku tidak menghiraukannya, dan tetap terus berlari tanpa menghiraukan apapun. Pikiran ku kosong, dan air mataku terus mengalir dari pelupuk mataku. Aku terus berlari tanpa tahu arah dan tujuanku. Aku benar-benar seperti orang bodoh. Menjadi orang yang bodoh karena cinta.

“AWAS JIYEON!!”kali ini Minho saem berteriak, dan membuatku tersadar kalau aku sudah berada ditengah jalan. Aku melihat sebuah truk yang sedang melaju kearah ku dengan begitu kencang.

Apa yang harus ku lakukan sekarang ? apakah aku akan mati hari ini?

“ Eomma.. appa.., mianhae..” Aku menutup mataku, tidak sanggup untuk melihat truk yang semakin dekat denganku. Namun aku merasakan ada seseorang yang mendorongku, dan membuatku tersungkur ke aspal.

*BRUK* (suara hantaman

Aku mendengar suara hantaman yang begitu kuat. Aku segera membuka mataku. Dan ternyata aku selamat.

Tapi, siapa  yang tadi mendorongku?

Kini mataku tertuju pada sesosok namja yang terkapar dilantai aspal . darah berceceran disekitar tubuhnya. Dan beberapa orang telah mengerumuni nya.  Namja itu mengenakan baju yang sama dengan baju yang dikenakan Minho saem tadi. Apakah itu.. ASTAGA !!

“ MINHO SAEM!!” jeritku. Aku segera berlari kekerumunan orang yang mengelilingi tubuhnya itu . dia terkapar tidak berdaya. Nafas nya tidak beraturan.

“ Andwae ! andwae !”jeritku yang begitu tidak percaya kalau Minho saem yang tertabrak. Air mata ini lagi-lagi mengalir.

“ Jebal, segera panggilkan ambulance !! aku mohon !” aku memohon dengan orang-orang yang ada disekitarku.

“ Mereka sedang menuju kesini.”jawab salah satu namja.

“ Oppa, bertahanlah.. Jebal, jangan tinggalkan aku..”isakku sambil menggenggam tangannya dengan begitu kuat.

“ Ji..Jiyeon..M..Mianhae ..”ucapnya dengan suara yang begitu lemah dan terbata-bata.

“ Oppa.. aku mohon kau tunggulah sebentar. Ambulance akan segera datang.”aku memohon padanya. Memohon dengan sangat. Lalu aku mendengar suara ambulance yang datang. Orang-orang yang disekelilingku mulai memberikan celah agar pihak rumah sakit bisa membawa Minho saem . setelah Minho sudah berhasil dinaikan kedalam ambulance aku segera masuk dan duduk disamping Minho saem bersama  para petugas rumah sakit yang sibuk memasangi alat-alat medis.

“ Oppa, bertahanlah..”ujarku sambil tetap menggenggam tangannya dengan begitu kuat. Tidak ada respon dari nya.membuat aku takut sekali dengan kondisinya saat ini.

“ Jantung pasien melemah.”ujar salah satu petugas rumah sakit. Dan membuat aku semakin ketakutan sekali. Air mataku terus-terusan mengalir, tidak kuasa untuk menahan tangis.

“ Oppa, jeball.. kau harus bertahan..”aku terus memberikannya sebuah dukungan. Aku berharap dia mendengarnya. Dan aku berharap dia tahu kalau sekarang aku begitu mengkhawatirkannya.

-Jiyeon pov end

-Author pov

Sesampainya dirumah sakit, Minho segera dibawa menuju ruang gawat darurat. Kondisinya semakin parah, dan harus segera ditangani. Jiyeon tidak henti-hentinya menangis. Dan terus menunggu Minho dari luar ruangan.

Jiyeon segera mengambil handphonenya. Dan menekan tombol dial tepat dinomor Thunder.

“ Yoboseyo..”jawab Thunder.

“ Thunder~ah..”

“ Wae geurae Jiyeon ? kenapa menangis ? ”tanya Thunder yang begitu khawatir mendengar Jiyeon menangis.

“ Minho saem…”ujar Jiyeon, ragu.

“ Ada apa ? kenapa dengan namja itu ?”

“ Dia..hiks..”jawab Jiyeon terbata-bata.”dia tertabrak truk.”lanjutnya.

“ Mwo ? Tertabrak ? sekarang kau ada dimana ?”

“ Aku ada di Seoul Hospital. Dan sekarang Minho saem sedang ditangani oleh dokter. Kondisinya benar-benar kritis.” Jawab Jiyeon.

“ Tunggulah sebentar, aku akan segera kesana.”jawab Thunder , dan kemudian memutuskan teleponnya dengan Jiyeon.

-Author pov end

– Thunder pov

“ Tidak ada yang perlu aku katakan lagi padanya. Semuanya sudah berakhir.”ujar Jiyeon yang kini benar-benar merasa kecewa sekali. Aku bisa merasakannya.

Dia pergi meninggalkan kami bertiga. Aku membiarkannya. Karena aku tahu dia butuh ketenangan untuk saat ini. Dan yang harus kuurus sekarang adalah namja berengsek yang ada didepanku ini.

“ Neo~jeongmal baboya !! kau tidak tahu perasaan tulus Jiyeon terhadapmu ! aku memang mencintai Jiyeon, tapi Jiyeon tidak mencintaiku ! dia mencintaimu saem, benar-benar mencintaimu !! kenapa kau benar-benar bodoh sekali !?!”bentak ku sambil menarik-narik kerah baju Minho. Emosiku benar-benar telah meluap.

“ Kau tidak mengerti Thunder ! aku seperti ini karena aku merasa kalau aku tidak dibutuhkannya, tapi kau lah yang ia butuhkan.”jawab Minho saem. Lalu aku melepaskan tanganku dari kerah baju nya itu.

“ Omong kosong apa itu ! jelas-jelas kau yang selalu Jiyeon utamakan ! bukan aku ! Jiyeon selalu membelamu didepanku, dan kami sering bertengkar karena hal itu.”

“ Jadi selama ini, hal yang aku  pikirkan tentang kalian berdua adalah salah ? aku benar-benar telah gila ! apa yang sebenarnya telah aku lakukan ?!”ujar Minho yang kini telah sadar kalau ia benar-benar telah melakukan suatu kesalahan .

“ Mianhae, aku akan segera minta maaf padanya. “ujar nya yang segera meninggalkan aku dan Joo. Dan kini hanya tinggal kami berdua. Dia tidak bersuara. Hanya diam. Entah apa yang kini dia pikirkan, aku benar-benar tidak mengerti .

“ Mianhae..”ucapnya pelan. “ Mianhae Thunder~ah..”ujarnya lagi.

“ Kau lihat apa yang telah kau perbuat ? mereka seperti ini gara-gara perbuatanmu yang sangat kekanak-kanakan itu !”aku memarahinya.

“ Aku sangat menyesal. Aku benar-benar bodoh sekali.”air mata mulai membanjiri pipinya. Dan dia benar-benar terlihat menyesal sekali.

“ Aku hanya tidak ingin kehilanganmu, makanya aku melakukan ini semua, Thunder~ah.”isaknya. aku berjalan kearahnya, dan menariknya kedalam pelukanku. Aku tidak punya maksud apa-apa. Tapi aku tahu kalau Joo sangat butuh ketenangan sekarang.

“ Sejujurnya ini juga bukan sepenuhnya kesalahanmu, aku yang tidak bisa bersikap baik kepadamu. Tapi dengarkan aku baik-baik Joo. Dari saat pertama kita bertemu, aku telah menganggapmu sebagai dongsaengku.  Dongsaeng yang akan selalu aku jaga sampai kapan pun. Dan aku tidak akan pernah membiarkan dongsaengku terluka. Aku tidak bisa memberikan sebuah perasaan seperti yang aku rasakan pada Jiyeon. walaupun Jiyeon tidak bertemu denganku, aku juga tidak bisa memaksakan diriku untuk memiliki perasaan cinta itu. “

“ Aku mengerti Thunder~ah, aku benar-benar telah salah. Aku telah membuatmu kecewa.”

“ Aku yakin, suatu saat nanti, kau pasti akan memiliki seorang namja yang akan setia mencintaimu, Joo. Percayalah.”aku meyakinkannya. Lalu tiba-tiba handphoneku berbunyi. Dan nama Jiyeon yang tertera dilayar handphoneku.

“chakkamanyo.”ujarku pada Joo. Lalu aku segera mengangkat telepon dari Jiyeon itu.

“ Yoboseyo.”jawabku.

“ Thunder~ah..”aku mendengar suara Jiyeon yang sedikit aneh. Seperti suara  yang sedang menangis.

“ Wae geurae Jiyeon ? kenapa menangis ?”tanyaku yang mulai khawatir.

“ Minho saem…”

“ Ada apa ? kenapa dengan namja itu ?”tanyaku lagi.

“ Dia..hiks..”ujarnya terbata-bata.” Dia tertabrak truk.”lanjutnya lagi, dan benar-benar membuatku terkejut.

“ Mwo ? tertabrak ? sekarang kau ada dimana ?”tanyaku, yang kini mulai panik.

“ Aku ada di Seoul Hospital. Dan sekarang Minho saem sedang ditangani oleh dokter. Kondisinya benar-benar kritis.” Jawab Jiyeon.

“ Tunggulah sebentar, aku akan segera kesana.”jawab ku dan kemudian segera menutup telpon itu.

“ Ada apa ?”tanya Joo yang sekarang menjadi bingung.

“ Minho..”jawabku. “ dia tertabrak truk. Dan kondisinya benar-benar kritis.”lanjutku lagi.

“ Astaga ! Jiyeon ada dimana sekarang ?”tanya Joo yang kini menjadi panik, sama seperti aku.

“ Dia sudah dirumah sakit. Kajja, kita harus segera kesana.”jawabku, lalu segera mengajak Joo untuk pergi menuju rumah sakit.

Sepanjang perjalanan, aku benar-benar tidak henti-hentinya memikirkan Jiyeon. dia pasti sangat sedih sekali sekarang.  Kenapa di saat seperti ini, muncul musibah yang benar-benar tidak diduga-duga. Semoga saja Minho segera sadar dan terlepas dari maut yang kini sedang mengintainya.

“ Apakah dia akan baik-baik saja ?”tanya Joo yang memecahkan kesunyian diantara kami.

“ Semoga saja. Aku juga tidak tahu pasti dengan kondisinya sekarang. Jiyeon pasti sedang begitu shock,  jadi aku tidak banyak bertanya tadi.”jawabku.

“ Kau benar-benar mengerti dia Thunder~ah. “ujar Joo, tapi aku diam dan tetap terus menyetir.

Sesampainya dirumah sakit , aku segera pergi menuju ruang gawat darurat yang berada di ujung koridor rumah sakit. Aku melihat seorang yeoja yang sedang duduk terkulai lemas didepan ruang gawat darurat. Matanya sembab karena tidak henti-henti nya menangis. Dan yeoja itu adalah Jiyeon.

Aku dan Joo segera mendekat kearahnya. Aku memutuskan untuk duduk disamping kanannya, dan Joo duduk tepat disamping kiri Jiyeon.

“ Jiyeon~ah..”ujarku sambil memegang bahu nya. Dia menoleh kearah ku. Dan dia hanya tersenyum getir.

“ Bagaimana dengan Minho ?”tanya Joo.

“ Dokter masih memeriksanya. Mianhae, karena aku namjachingu mu jadi seperti ini.”ujar Jiyeon yang meminta maaf dengan begitu tulus.

“ Anio, Jiyeon . kami sama sekali tidak berpacaran. Minho mengatakan itu, karena dia sedang emosi. Dan sebenarnya Minho tidak salah apa-apa Jiyeon. aku lah yang salah. Dan mengenai masalah ciuman itu, aku melakukannya karena aku ingin balas dendam denganmu.”

“ aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku katakan sekarang. Aku benar-benar khawatir sekali dengannya. Bagaimana jika dia tidak selamat ? apa yang harus aku lakukan ? hiks hiks hiks .”butiran-butiran air mata mulai menetes dari pelupuknya matanya yang benar-benar sudah sembab itu. entah sudah berapa kali dia menangis hari ini, dan jika matanya bisa berbicara, mungkin mata itu akan mengeluh karena Jiyeon tidak henti-henti nya menangis.

“ Jangan menangis Jiyeon, semua nya akan baik-baik saja. Minho pasti sedang sangat berjuang didalam sana, karena dia tahu seseorang telah menunggunya diluar.”ujar Joo yang berusaha untuk menghibur Jiyeon. dia memeluk Jiyeon, dan berusaha untuk menenangkan Jiyeon .

“ Aku benar-benar takut sekali.”isak Jiyeon.

“ Jangan menangis lagi Jiyeon, Minho pasti sedang berjuang demimu.”batinku.

-Thunder pov end

-Jiyeon pov

Aku terus menunggu Minho saem. Tapi dokter belum juga keluar dari ruangan dimana tempat Minho saem berada. Aku tidak bisa tersenyum , atau pun tertawa sekarang. Aku hanya bisa menangis, menangis melihat mantan namjachingu ku yang sedang berjuang melawan kematian. Jika saja aku tidak ceroboh dan berhati-hati, mungkin dia tidak akan tertabrak seperti ini.

“ Jiyeon~ah..”panggil seseorang, dan ternyata adalah Thunder, dan juga ada Joo yang duduk disamping kiriku.

“ Bagaimana dengan Minho?”tanya Joo.

“Dokter masih memeriksanya. Mianhae, karena aku namjachingu mu jadi seperti ini.”aku meminta maaf padanya, entah apa yang akan ia lakukan padaku. Aku akan terima jika ia marah padaku, karena ini memang kesalahanku.

“Anio, Jiyeon . kami sama sekali tidak berpacaran. Minho mengatakan itu, karena dia sedang emosi. Dan sebenarnya Minho tidak salah apa-apa Jiyeon. aku lah yang salah. Dan mengenai masalah ciuman itu, aku melakukannya karena aku ingin balas dendam denganmu.”kali ini dia meminta maaf padaku. Dan aku sedikit terkejut melihat sikapnya yang tiba-tiba menjadi baik padaku seperti ini. Tapi aku tidak terlalu mempedulikan hal itu, yang aku pikirkan sekarang hanya Minho saem.

“aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku katakan sekarang. Aku benar-benar khawatir sekali dengannya. Bagaimana jika dia tidak selamat ? apa yang harus aku lakukan ? hiks hiks hiks .”untuk sekian kalinya, aku meneteskan air mataku.

“ Jangan menangis Jiyeon, semua nya akan baik-baik saja. Minho pasti sedang sangat berjuang didalam sana, karena dia tahu seseorang telah menunggunya diluar.”Joo menghiburku sambil memelukku. Aku hanya pasrah saat dia memelukku. Tapi yang jelas, aku bisa merasakan kehangatan seorang teman saat ini.

“ Aku benar-benar takut sekali.”isakku. lalu tiba-tiba pintu ruang gawat darurat terbuka, dan dokter yang menangani Minho saem keluar dari ruangan itu. aku segera bangun, dan menemui dokter itu. Begitu juga dengan Thunder dan Joo.

“ Bagaimana keadaannya ? Dia baik-baik saja kan dok ?”tanyaku,

“ Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, mianhae.”jawab dokter itu. aku benar-benar tidak mengerti dengan maksud perkataan dokter itu.

“ Apa maksudmu dokter ?”tanyaku.

“ Pembuluh darah di otak nya sudah pecah, dan sudah tidak bisa terselamatkan lagi. Kami benar-benar minta maaf, hanya ini yang bisa kami lakukan.”

“ I..ini semua bohongan kan ? Anda hanya bercanda kan dok ?”tanyaku, yang benar-benar tidak percaya dengan apa yang dokter itu katakan. Minho saem tidak mungkin meninggal, dia masih hidup ! dia tidak mungkin meninggalkan aku seperti ini !

“ Yang anda katakan itu tidak benar kan dok ? dia masih hidup kan ?”tanyaku lagi. Tapi dokter itu hanya tersenyum getir.

“ Mian, tapi inilah kenyataan yang sebenarnya.”jawab dokter itu.” saya permisi dulu.”lanjutnya lagi, dan berjalan meninggalkan kami. Seketika badanku menjadi lemas, dan terjatuh dilantai.

“ Jiyeon !”teriak Thunder dan Joo bersama-sama. Mereka berdua membantuku untuk berdiri.

“ Ini semua tidak benar kan ? Minho saem masih hidup kan ?”tanyaku pada Joo dan Thunder. Mereka hanya diam, tidak menjawab pertanyaanku sama sekali. Membuat aku semakin menjadi histeris, dan segera masuk menuju ruangan Minho saem berada. Aku melihat seseorang yang berada diatas ranjang rumah sakit, dan diatasnya ditutupi oleh selembar kain putih. Aku segera mendekat kearahnya, dan membuka perlahan kain itu. aku melihatnya. Sesosok yang benar-benar aku kenal. Butiran-butiran air mata ini langsung mengalir dengan begitu derasnya.

“ Minho oppa ! Ireona ! kau masih hidup kan ? yang mereka katakan itu bohong kan , oppa ? “tanyaku sambil menggoyangkan pelan tubuh Minho , dan hasilnya nihil . matanya tetap terpejam, dan sama sekali tidak bergerak. Namja itu masih tertidur pulas, dan wajahnya begitu pucat.

“ Oppa !! ireona !! jangan tinggalkan aku seperti ini!!!”isakku dengan begitu histerisnya. Untuk kedua kalinya, aku benar-benar telah kehilangan seseorang untuk selama-lamanya. Dan untuk kedua kalinya, aku lah penyebabnya.

“ Oppa.. Jeball…”rintihku, tapi namja itu tetap tidur. Tidur untuk selama-lamanya.

-Jiyeon pov end

Keesokan hari nya ~

-Thunder pov

Acara pemakaman Minho saem sedang berlangsung saat ini. Hampir semua para saem datang untuk mengantar Minho saem ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Dan begitu juga dengan para murid-muridnya yang tetap setia untuk mengantarnya.

Sampai saat ini, aku belum melihat Jiyeon sama sekali. Aku tidak tahu dia akan datang atau tidak. Ketika aku akan berangkat, dan berusaha untuk mengajaknya berangkat bersama, tetapi tidak ada jawaban dari dalam kamarnya. Aku benar-benar khawatir jika dia terus-terusan menyalahkan dirinya atas meninggalnya Minho saem.

“ Dia pasti akan datang.”ujar Joo yang seakan-akan tau apa yang sedang aku pikirkan. Tapi aku tetap diam, dan terus mengikuti acara pemakaman ini dengan serius.

“ Itu dia. Dia datang.”ujar joo lagi, sambil menunjuk kesuatu arah. Dan aku melihat Jiyeon yang sedang berjalan  dengan wajah yang sangat tidak bersemangat. Dan matanya begitu sembab. Seketika ketika Jiyeon datang, terdengar beberapa orang yang sedang membicarakannya.

“ Apa benar dia yang membuat Minho saem jadi seperti ini ?”

“ Aku dengar, dia dan Minho saem ternyata adalah sepasang kekasih, dan mereka sedang bertengkar saat kejadian itu terjadi.”

“ Untuk apa yeoja itu ditolong? Kenapa harus Minho saem yang meninggal, kenapa bukan yeoja itu saja , huh !”

Itulah beberapa cemohan yang aku dengar. Benar-benar kesal mendengarnya, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Ini adalah acara terakhir untuk Minho saem, dan aku harus menghormatinya sebagai saem ku.

Setelah acara pemakaman selesai, secara perlahan orang-orang mulai meninggalkan tempat pemakaman, dan kini hanya tinggal aku, Joo dan Jiyeon yang masih setia ditempat pemakaman ini. Jiyeon duduk tepat disamping makam Minho saem, dan kami berdua berdiri dibelakangnya. Dia hanya diam, dan tetap memandangi makam Minho saem tanpa bicara sepatah kata pun.

“ Jiyeon~ah, kajja kita pulang.”aku memulai untuk membuka suaraku duluan. tapi dia tidak menjawab dan tetap diam.

“ Jiyeon~ah..”panggilku lagi.

“ Ini semua salahku. Kenapa bukan aku saja yang mati ? kenapa harus dia ?”kini dia bersuara, dan suaranya terdengar parau.

“ Ini bukan salahmu jiyeon, tidak ada yang salah , ini murni kecelakaan.”jawabku.

“ Anio , ini benar-benar salahku. Andai aku tidak lari saat dia memanggil namaku, pasti semua ini tidak bakal terjadi. Ini semua benar-benar salahku . aku pembawa sial.”tiba-tiba Joo menarik lengan Jiyeon, dan membuat Jiyeon berdiri sehingga menghadap kearahku dan Joo.

“ Ini semua kecelakaan Jiyeon ! tidak ada yang perlu disalahkan !”ujar Joo yang kini menjadi emosi melihat Jiyeon yang terus-terusan menyalahkan dirinya sendiri.

“ Kau tidak tau apa-apa Joo! aku yang ada ditempat kejadian, dan dia berusaha untuk menyelamatkanku ! Aku yang menyebabkan ini semua !!”bentak Jiyeon.

PLAK.

Sebuah tamparan mendarat dipipi Jiyeon. aku begitu kaget melihat Joo yang telah menampar Jiyeon.

“ Kau pikir dengan menyalahkan dirimu seperti ini bisa membuat Minho hidup kembali, huh ?! Minho menolongmu, karena dia ingin kau selamat Jiyeon! dia ingin yeoja yang dia cintai SELAMAT !!”kini Joo membentak Jiyeon. aku tetap diam, dan terus membiarkannya. Kali ini Joo benar-benar bersikap dewasa, dan aku tahu dia melakukan ini semua, karena dia tidak sanggup melihat Jiyeon yang menjadi seperti ini.

“ Kalau kau terus seperti ini, Minho saem pasti akan sedih, Jiyeon ! dan apa kau mau membuatnya menyesal karena telah menolongmu, huh ?! Sadarlah Jiyeon ! dan pikirkanlah kata-kataku itu !”ujar Joo lagi, lalu dia pergi meninggalkan aku dan Jiyeon yang masih diam terpaku ditempatnya.

“ Mianhae…”ujar Jiyeon dengan begitu lirih, dan kembali menangis. Aku segera mendekat kearahnya, dan mendekapnya kedalam pelukanku.

“ Menangislah Jiyeon, aku bisa menjadi tempat mu bersandar disaat kau sedih.”ujarku. dan Jiyeon masih terus menangis dengan begitu tersedu-sedu.

-Thunder pov end

TBC… Gimana part terakhir bagian pertama nya ? Maaf yah kalau cerita nya jelek L, saya sudah berusaha semaksimal mungkin . dan untuk bagian kedua nya, sedang dalam proses.

Jangan lupa RCL yaa, inget, DON’T be a SILENT READERS !

22 tanggapan untuk “My Life part 10 – END (bag. 1)

  1. OMO~ Minppa meninggal? hukkksss hukkksss hukkss…

    sepertinya akan jadi CheonJi nihh ehh atau gk sama sekali? ckckckk tunggu d’part selanjutnya dehhh. Lanjut yahh eon 🙂

  2. hwaaaaaa , hiks hiks hiks hiks sroopppooottttt *iihhh jorok …#tw kan Lg ngpain ??*
    hiks hiks hhwwaaaaaaaaaaaaa .. *nguLap ingus d bju author*

    minho oppa knpa hrus mti ?? n knpa mati y harus k tabrak truk ??? gaya dkit ke , k tabrak pesawat or mbiL mewah gtu … byar kerenan gtuuu … *smbiL nangis*
    *tok!! d gtok pLu sm author*

  3. Hiks..hiks..minho d buat meninggal sich…T_T
    Ksian kan jiyeon,,,
    tnang jangan sdih ya,kan msh ad thunder yg akan ttap stia brada d smping mu…*pletak d jtak author,,sok tau”hehe* 🙂 😎
    d tunggu ya bagian slanjutnya,cptan,g sbar…pnasaran 🙂

  4. yah Minho meninggal hiks hiks 😦
    wiih hebat tuh Joo cepet banget berubah baik yaa…
    lanjut bagian paling terakhir, nggak kerasa yaaah udah end nih FF nya,,

Tinggalkan Balasan ke Alin Batalkan balasan